Surga Bawah Laut Spermonde di Kapoposang

Surga Bawah Laut Spermonde di Kapoposang Surga Bawah laut di Kapoposang. Foto : Bary Kusuma
  • Bagikan

Word: Ayu Arman

Terumbu karang di gugusan pulau ini mewakili seluruh jenis terumbu karang yang ada di perairan pulau-pulau kecil di Sulawesi. Demikian pula berbagai jenis ikan karang, pelagis, dan ikan demersal, mewakili seluruh jenis ikan yang ada maupun yang tidak ada di perairan Sulawesi.

Bagi pelancong asing, terutama para penyelam yang pernah merasakan sensasi keindahan alam dan keindahan bawah laut, Kapoposang adalah magnet yang membuat mereka kembali dan kembali lagi. Mereka menggambarkan gugusan Pulau Kapoposang sebagai sepotong surga kecil yang eksotik di timur Indonesia. Berbagai jenis terumbu karang, biota karang, ikan pelagis, ikan demersal, serta biota laut lainnya dengan mudah dijumpai,  terutama saat melakukan aktivitas penyelaman.

Keindahan Bawah Laut Kapoposang. Foto : Bary Kusuma

Pulau ini memiliki terumbu karang yang cukup luas, diperkirakan 1.156 hektar yang memanjang ke arah barat. Dari bibir pantai hingga kedalaman 3 meter, Anda langsung bertemu dengan padang lamun dari berbagai jenis yang menjadi salah satu ciri khas gugusan Pulau Kapoposang, antara lain Enhalus acoroides, allasia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea nonosa, Syringodium filiforme, dan Halophila minor.

Di padang lamun ragam jenis itulah hidup biota laut berupa ikan-ikan karang beraneka warna. Anda merasakan sensasi berenang di akuarium besar bersama ikan karang kecil seperti lionfish (Pterois volitans) dan double saddle butterflyfish (Chaetodon ulietensis).

Saat air laut surut, terumbu karang membentuk daratan (reef flat) hingga sejauh 200 meter hingga ke tubir dengan kedalaman 1 hingga 10 meter. Pada kedalaman seperti itu, Anda bisa menemukan beberapa keluarga karang keras dan karang lunak, anemon, kipas laut, serta kembang karang. Jenis karang yang paling banyak ditemukan adalah jenis Acropora sp., Pocillopora sp., Porites sp., Goniopora sp., Alveopora sp., Pectinia sp., dan Lobophyllia sp.

Terumbu Karang di Kapoposang. Foto : Bary Kusuma

Di taman laut itulah hidup ikan nemo, ikan-ikan kecil yang menggemaskan dengan berbagai varian warna yang menjadi ikan favorit dan teman bercanda para penyelam ketika safety stop pada kedalaman 3 hingga 5 meter.

Berbagai penelitian menunjukan, terdapat berbagai jenis ikan karang di perairan sekitar Pulau Kapoposang. Mulai dari spesies yang tergolong langka di dunia seperti ikan singa (Pterois volitans) atau yang dikenal sebagai ikan lepu ayam berbisa, ikan trigger berwajah putih mutiara jenis picasso (Rhinecanthus aculeatus), napoleon (Chelinus undulatus), hingga ikan-ikan seperti ikan kakatua.

Penghuni lain dinding-dinding karang Kapoposang  adalah ikan penguin (Gomphosus varius), ikan kepe (Chaetodon sp.), lele laut (Plotosus lineatus), ikan kadal (Synodus sp.), ikan kerapu (Cephalopholis miniata) dan ikan ekor kuning (Caesio cuning). Ada pula ikan bidadari (Centropyge multifasciatus), ikan bendera (Heniochus singularius), ikan sersan mayor (Abudefduf sp.), moorish idol (Zanclus canescens), dan masih banyak lagi.

Jika Anda menggunakan speedboat dari satu pulau ke pulau lainnya di perairan Kapoposang, Anda pun akan sering berpapasan dengan kelompok lumba-lumba abu (Tursiops truncatus). Pulau Kapoposang juga memiliki gua-gua bawah laut pada dinding karang yang dihuni penyu, lobster, kepiting, kalajengking, belut, hingga binatang-binatang kecil seperti nudibranch dengan berbagai jenis dan warna yang memanjakan mata.

Terkadang, di beberapa ruas dinding karang melela ikan pari dari jenis spotted eagle ray dan sting ray, ikan sebelah, ikan batu, ikan buaya, gerombolan barakuda, serta belut kecil berjumlah banyak yang muncul di antara bentang pasir.

Keindahan bawah laut Pulau Kapoposang bisa juga dinikmati pada malam hari. Sebab, pemandangan bawah lautnya menawarkan sensasi yang berbeda. Sejak dari atas permukaan laut pun para penyelam sudah disambut kunang-kunang laut. Ketika masuk lebih ke dalam lagi, cahaya senter membuat terumbu karang seperti memantulkan sinar. Begitu pula ikan-ikan karang, seperti ikan kakatua yang terlihat lebih biru dan menawan, sweet lips oriental dengan garis-garis warnanya yang indah, serta liukan rancak spanish dancer serupa penari Spanyol yang mengembangkan longdress-nya. Ada juga penyu hijau dan penyu sisik yang terlihat berbaring malas di mulut gua karang.

Bagi para penyelam, sekali lagi, Kapoposang adalah surga bawah laut. Karena perairannya sangat jernih, jarak pandang sangat baik. Titik-titik penyelaman berupa drop off, wall, dan daerah berarus banyak dihuni tuna, hiu, dan mamalia laut seperti lumba-lumba dan paus yang melintas pada waktu-waktu tertentu.

Keindahan Bawah Laut Kapoposang. Foto : Bary Kusuma

Menurut beberapa penyelam yang menjadi pemandu selam di Kapoposang, paus yang biasa datang ke Kapoposang adalah jenis pilot whale dan shark whale. Paus itu tiba antara September hingga Oktober. “Biasanya, paus-paus itu datang berombongan. Bisa dua sampai tiga rombongan. Tiap rombongan terdiri dari tiga sampai empat ekor paus. Untuk mengetahui kapan mereka datang, gampang saja. Kalau banyak ikan mairo di Kapoposang, itu pertanda ada paus di sini. Di sini, mereka menetap hingga satu bulan,” ungkap Ian, seorang pelatih selam dari Makassar yang sudah bertahun-tahun menjadi pemandu selam di Kapoposang.

Hampir semua titik penyelaman (dive site) di Kapoposang menawarkan penyelaman dalam, walaupun ada pula penyelaman dangkal yang tidak kalah menariknya. Beberapa overhang bisa menjadi objek foto yang spektakuler. Dan semua titik penyelaman terletak di sekitar pulau yang tak jauh dari resor maupun homestay. Titik-titik penyelaman tersebut memiliki nama sendiri yang dikenal di kalangan penyelam lokal. Di antaranya adalah Aquarium Point, Tanjung Point, Shark Point, Turtle Point, Ian Point, Nakano Point, Januar Point, Killing Fiela Point, dan Teluk Point.

Titik-titik penyelaman tersebut semuanya berada di sekitar Pulau Kapoposang dan masing-masing memiliki keunikannya sendiri. Datanglah antara April hingga November. Di bulan-bulan itulah saat yang paling baik untuk penyelaman dan menikmati surga bawah laut Kapoposang di setiap dive site. Jika Anda memiliki waktu luang yang cukup, cobalah diawali dengan titik penyelaman paling timur dan berakhir di titik penyelaman paling barat. Mulai dari Ian Point, kemudian berturut-turut Januar Point, Aquarium Point, Turtle Point, Tanjung Point, Cave Point, Teluk Point, Nakano Point, Tanjung Point II, Marjono Point, Shark Point, dan berakhir di Killing Fiela Poin.

Di Tanjung Point, misalnya. Titik penyelaman ini menjadi lokasi paling favorit bagi para pemancing dan pencinta spear fishing dengan menggunakan spear gun untuk menembak ikan. Di lokasi ini terdapat ikan-ikan pelagis besar, mulai dari hiu jenis black tip dan white tip, barracuda, giant trevally, rainbow runner, dogthoot tuna, hingga grouper.

Setelah melakukan aktivitas memancing, berenang, menyelam, serta pemotretan bawah laut, tibalah saatnya menikmati kuliner ikan laut. Di Kapoposang, Anda bisa menikmati ikan bakar bumbu kecap, ikan bakar sambal cobek, atau ikan goreng sambal kecap dan sambal cobek, shashimi, hingga sup kepala ikan. Menggiurkan, bukan?

Akses transportasi ke gugusan Pulau Kapoposang pun relatif mudah dan jaraknya . Untuk sampai ke gugusan Pulau Kapoposang, Anda harus menggunakan speedboat dari Pelabuhan Paotere atau Popsa (Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air) di Kota Makassar. Atau, bisa pula melalui Pelabuhan Semen Tonasa atau Maccini Baji di Pangkep. Anda dapat pula menggunakan longboat atau perahu motor reguler yang biasa digunakan masyarakat setempat.

Karena Taman Wisata Perairan Kapoposang merupakan kawasan konservasi, diharapkan kesadarannya untuk turut serta menjaga kelestariannya.