Keberadaan gua-gua prasejarah di Pangkep menjadi bukti bahwa pada masa yang jauh telah muncul peradaban manusia yang menjadi tali pusar dari mana masa kini berasal.
Word: Ayu Arman
Gugusan punggung pegunungan cadas (karst) di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan, berderet seperti rangkaian papan puzzle. Letaknya beraturan, membentuk ceruk, lembah, dan tebing curam. Di sana terdapat ratusan gua yang penuh dengan lukisan cap tangan, anatomi manusia, tinggalan tembikar, alat-alat batu, kerang-kerang laut, hingga tulang-tulang hewan.
Jumlah gua yang memiliki tinggalan arkeologi di karst Pangkep ini mencapai ratusan dengan ragam gua yang bervariasi.
Ada yang memiliki kedalaman ratusan meter, ada pula yang menjulang vertikal. Gua-gua ini memiliki daya pikat tersendiri. Ia menjadi gudang ilmu pengetahuan untuk menentukan perjalanan panjang manusia Sulawesi.
Oleh karena itu, jika menelusuri perjalanan dari Makassar menuju Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ini, sepanjang perjalanan Anda akan menikmati bentang alam kawasan karst Maros-Pangkep, di samping bentang sawah dan tambak ikan bandeng.
Karst Maros-Pangkep merupakan bentang alam paling unik, yang tidak terdapat pada kawasan karst lainnya di Indonesia maupun dunia. Di sini, umumnya karst berbentuk conical hills (bukit berkerucut).
Karst Pangkep berbentuk menara yang berdiri sendiri maupun berkelompok membentuk gugusan pegunungan batu gamping yang menjulang tinggi. Di antara bukit-bukit menara yang menjulang tersebut, terbentang dataran dengan permukaan yang rata.
Hanya sedikit tempat di dunia yang memiliki bukit-bukit menara batu seperti itu.
Tipikal tower karst seperti yang ada di Maros-Pangkep hanya Anda temukan di China Selatan dan Halong Bay Vietnam. Karst Maros-Pangkep juga merupakan kawasan terbesar dan terindah kedua di dunia setelah Cina. Bahkan, gua terpanjang dan terdalam di Indonesia pun ditemukan di sini.
Berdasarkan identifikasi Pusat Arkeologi Nasional, gua prasejarah di kawasan Maros-Pangkep berjumlah 117 dan 43 gua masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bulusaraung dengan penemuan berupa lukisan, artefak, ekofak, dan kerang (sampah dapur).
Situs-situs gua prasejarah Pangkep tersebar di kaki gugusan pegunungan kapur yang membentang di sebelah timur ibu kota kabupaten.
Berdasarkan hasil pendataan tahun 2010 yang dilakukan pemerintah Kabupaten Pangkep, diketahui bahwa gua-gua tersebut tercakup dalam empat wilayah kecamatan yang berbeda, yaitu 5 gua di Labakkeng, 8 gua di Bungoro, 22 gua di Pangkajene, dan 2 gua di Balocci.
Sejak 2017, kawasan karts dan gua prasejarah Pangkep telah dinobatkan sebagai kawasan wisata geopark (taman bumi) nasional. Sebuah kawasan yang memiliki unsur geodiversity (keragaman bumi), biodiversity (keragaman hayati), dan cultural diversity (keragaman budaya). Dalam perjalanan ke Kota Pangkep pada akhir Maret 2018, kami juga menapaki Gua Sumpang Bite, Gua Kallibbong Aloa, dan Taman Batu Karts di Balocci.