Word: Ayu Arman
Samatellu Pedda Yang Kecil yang Memesona
Kepulauan Spermonde tak hanya menyimpan jejak kearifan dari masa yang jauh. Pulau-pulau kecil yang tersebar di bagian selatan Selat Makassar ini juga menyimpan pesona alam yang menakjubkan. Salah satunya adalah Samatellu Pedda.
Pulau yang masuk dalam kawasan Desa Mattiro Walie ini hanya dihuni 12 keluarga (rumah) dari suku Bugis Makassar. Selebihnya adalah hutan dengan ragam pepohanan besar dan aneka jenis tanaman kebun, seperti sukun, kelapa, pisang, srikaya, dan sebagainya.
Orang-orang Samatellu yang hanya berjumlah 30 orang ini sangat ramah. Ketika kami berkunjung, mereka menawarkan tempat untuk menginap atau sekadar beristirahat. Bapak Abdullah, misalnya, mengajak kami ke rumahnya. Sementara itu, istrinya menjamu kami dengan masakan olahan ikan segar, seperti ikan bakar, cumi bakar dengan sambal pedas, serta air kelapa sebagai menu makan siang.
Usai makan siang bersama, kami kemudian bercengkrama. Saya mendengar cerita Bapak Abdullah tentang kehidupan sehari-hari mereka di tengah pulau ini. Penduduk yang tinggal di sini semuanya berprofesi sebagai nelayan. Mereka setiap hari menjaring kepiting dan ikan. Umumnya, ikan yang beredar di perairan Samatellu Pedda ini adalah baronang, mairo, sunu, kerapu, tembang, kerang, kepiting, dan cumi-cumi. Hasil tangkapan mereka kemudian dijual ke pengusaha.
Berada di Pulau Samatellu Pedda ini serasa berada di pulau milik pribadi. Pulaunya sunyi. Hanya terdengar derau angin, bisikan dedaunan, deburan ombak, dan sesekali terdengar obrolan warga di bibir pantai.
Untuk bisa mendapatkan fasilitas publik seperti pasar, sekolah, dan puskesmas, Anda mesti menyeberang ke Pulau Samatellu Borong yang ditempuh kurang lebih 15 menit. Di antara dua pulau ini, ada satu pulau lagi yang tumbuh sejajar, yakni Samatellu Lompo.
Saya pun kemudian mengelilingi pulau ini dengan berjalan kaki. Hanya dibutuhkan waktu 15 menit saja kita sudah kembali ke titik awal. Ketika menerobos masuk ke dalam hutan, saya menemukan beberapa pohon besar. Salah satunya adalah pohon renik berusia tua. Pohon bertekstur kulit keras yang dipagari kayu bercat biru ini memancarkan energi teduh bagi mereka yang ada di bawahnya.
Menurut penduduk setempat, area di sekitar pohon itu merupakan area cakra atau jantung Samatellu Pedda yang diyakini menyimpan energi dari leluhur mereka. Meski pada umumnya penduduk pulau ini beragama Islam, orang-orang Samatellu Pedda dan di luar pulau kerap meletakkan sesajen di bawah pohon. Sesajen berupa pisang dan bahan makanan pokok itu mereka bawa saat berziarah dan memanjatkan doa serta merapal harapan.
Dari daratan, kaki saya pun bergerak ke bibir pantai yang berpasir putih halus. Berada di pulau ini, pikiran saya dilambari kesunyian dan saya terkagum-kagum oleh keindahan hamparan pasir putih, birunya laut nan jernih yang berpadu dengan langit biru cerah.
Tak kuasa oleh suara gemericik ombak, saya pun turun ke laut untuk berenang, menceburkan diri sepenuhnya ke dalam beningnya laut pulau ini. Hanya dengan memakai kacamata snorkling, saya sudah melihat keindahan terumbu karang dan menemukan padang lamun. Padang lamun atau seagrass adalah ekosistem khas laut dangkal di perairan hangat.
Ya, Samatellu Pedda ini menjadi salah satu spot renang dan penyelaman. Terumbu karang yang mendominasi perairan bawah laut pulau ini, antara lain jenis Acropora, Favia, Pachieseris, Montipora, Porites, Diploastrea, Coral masive, dan Coral encrusting. Pada kedalaman 5 hingga 10 meter, Anda akan menemukan tebing karang yang ditumbuhi berbagai tanaman laut dan terumbu karang berwarna-warni.
Selain menyelam, saya juga bisa melihat aktivitas menangkap ikan yang dilakukan penduduk pulau. Biasanya, mereka menggunakan alat tangkap jaring insang dan pancing. Anda pun bisa ikut melaut bersama nelayan jika mau. Menikmati hasil tangkapan sendiri di tepi pantai Pulau Samatellu Pedda sambil menikmati semilir angin terasa begitu sempurna. Nah, bagi Anda yang hobi snorkling, diving, dan memancing, pulau ini bisa menjadi pilihan pakansi Anda. Pulau ini dapat diakses dengan sangat mudah dan murah. Dari pelabuhan Maccini Baji, Anda cukup naik speed boat yang ditempuh lebih kurang 30 menit. Lepaskan penat di pulau kecil penuh pesona ini.