Word: Ayu Arman
Kepulauan Yapen yang terletak di kawasan Teluk Cenderawasih ini menyimpan sumber daya alam yang melimpah. Lautannya (4.713,16 km2) dua kali lebih luas dari daratannya (2.432,49 km2). Lautan itu tidak hanya menyuguhkan keindahan, tetapi juga menyimpan potensi perikanan dan jenis rumput laut dengan kualitas tinggi.
Daratannya juga memiliki potensi pertanian yang besar. Mulai dari kopi, aneka buah, terkhusus durian dan matoa, dan berbagai sayuran. Hutannya menjadi salah satu kawasan cagar alam yang menyimpan keanekaragaman flora dan fauna yang cukup tinggi di antero Papua. Melihat potensi sumber daya alam Kepulauan Yapen itu, daerah ini mengembangkan tiga sektor ekonomi. Yaitu, pengembangan pariwisata, perikanan, dan pertanian.
Pada bulan Agustus 2022 lalu, saya berkesempatan ke kepulauan Yapen ini. Saya memetakan potensi keindahan alam, baik di darat maupun di lautannya. . Terdapat lebih kurang 20 objek potensi wisata yang tersebar di 16 distrik di Kabupaten Kepulauan Yapen.
Pertama, hutan cagar alam. Sekira 70% hutan di Kepulauan Yapen masuk dalam kawasan hutan konservasi cagar alam. Kawasan ini terletak di tengah-tengah Pulau Yapen, membentang dari timur ke barat sepanjang 105,6 km dengan luas 59.600 ha. Kawasan ini memiliki keragaman hayati yang cukup tinggi. Ada banyak jenis flora dan fauna yang ditemukan. Salah satunya, tercatat ada 126 jenis pohon dan aneka tanaman anggrek, kupu-kupu, kelelawar, ikan tawar, lebah, udang, kepiting, ular, kuskus, landak irian, kanguru pohon, kanguru tanah, babi hutan, tikus, rusa, dan burung.
Ada 134 jenis burung yang telah diketahui di hutan cagar alam Yapen ini. Di antaranya, 4 jenis burung cendrawasih dan burung namdur atau dikenal golden-fronted bowerbird. Burung namdur dan cendrawasih ini dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018.
Beragam potensi flora dan fauna yang saya rincikan itu belum menggambarkan secara keseluruhan kondisi kekayaan keaneragaman hayati hutan cagar alam Yapen karena masih begitu banyak daerah yang belum terjamah. Hal ini menjadi tantangan pengetahuan sekaligus tantangan menjaga warisan alam kami.
Untuk mencapai kawasan cagar alam ini, bisa melalui jalan darat yang jaraknya lebih kurang 50 km melintasi Kampung Kontiunai dan Kampung Ambaidiru. Dengan mengendarai mobil, diperlukan waktu tempuh kurang lebih 2 jam perjalanan dari Kota Serui.
Kedua, pengamatan burung cendrawasih. Hutan cagar alam Yapen menjadi perlintasan burung khas dan endemik Papua ini. Namun, ada spot-spot pengamatan burung cendrawasih yang sering dikunjungi wisatawan, yakni di hutan Kampung Barawai, Aisau, Sawendui, Aikakopa, dan Awado. Burung-burung itu bisa dilihat secara dekat pada pukul 06.00 pagi hingga 10.00. Kalau sore, cenderawasih terlihat pukul 16.00 hingga gelap tanah.
Ketiga, puncak tinggi Ambaidiru. Puncak ini berada di Pegunungan Muman dengan ketinggian antara 800—1.000 mdpl. Semenjak Jalan Lingkar Yapen terbangun dan menghubungkan semua distrik dan kampung dengan baik, Ambaidiru kini menjadi salah satu spot wisata bagi masyarakat Yapen atau luar Yapen, terkhusus bagi mereka penyuka kopi. Di Puncak Mamara ini terdapat kedai bernama Rumah Kopi. Sebuah kedai untuk menikmati kopi hasil produksi masyarakat di sekitar Pegunungan Muman dan juga menikmati pemandangan alam Pegunungan Yapen. Jangan salah, kopi Ambaidiru yang berlokasi di Hutan Kakupi, Paputum, dan Kituntu sudah ditanam sejak era Belanda. Disebut luar biasa unik lantaran rata-rata usia pohon kopi biasanya hanya 25 tahun. Kopi-kopi ini masih berdiri dan berbuah sampai sekarang.
Bentuk pohon kopi di kawasan Ambaidiru ini juga tergolong unik. Batang pohonnya meliuk-liuk tak ubahnya pohon bonsai dengan tinggi rata-rata orang Indonesia dan tumbuh berdampingan dengan pepohonan hutan sehingga kawasan ini berperan sebagai penyangga cagar alam Yapen Tengah. Lokasi Rumah Kopi dan perkebunan kopi ini berjarak sekitar 30 kilometer dan bisa ditempuh hanya satu jam dari Kota Serui.
Ketiga, wisata alam air terjun, air panas, dan gua alam. Yapen memiliki banyak air terjun, sumber air panas, dan gua-gua. Salah satunya adalah Air Terjun Woworsai dengan ketinggian sekitar 30 m yang di bawahnya terdapat Gua Kelelawar. Ada pula Air Terjun Mantembu, Wowomancuri, Rodani, dan Manai. Juga, ada air terjun dengan nama unik, Air Terjun Laki-Laki dan Air Terjun Perempuan. Untuk sumber air panas, Yapen punya Air Panas Marearotu dan Sambrawai. Kalau gua, ada Gua Kelelawar, Gua Wobawaf, Gua Woworsai, dan Gua Wabompi.
Keempat, wisata bahari. Karena Yapen adala Keempat, wisata bahari. Karena Yapen adalah daerah kepulauan, terdapat begitu banyak pulau kecil yang indah, belum terjamah, dan lingkungan menyegarkan mata dan jiwa. Panorama pantai banyak yang memesona. Dasar lautnya juga terbentang keaneragaman hayati seantero Teluk Cendrawasih.
Spot wisata bahari Yapen yang telah kami petakan dan mulai kembangkan, antara lain Pantai Inggrisan dan Mambasiui di Yapen bagian timur. Dua pantai ini menjadi habitat peneluran penyu belimbing. Penyu ini adalah penyu terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600—900 kilogram. Sedangkan, yang terkecil adalah penyu lekang dengan bobot lebih kurang 50 kilogram.
Di dunia ini terdapat 7 jenis penyu dan 4 di antaranya, yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) ada di pesisir pantai timur Pulau Yapen bagian utara, tepatnya di Pantai Inggrisau dan Mambasiui.
Populasi penyu belimbing di Inggrisau dan Mambasiui ini merupakan tempat peneluran terbesar di kawasan Teluk Cendrawasih. Setiap tahun terdapat sekitar seribu penyu belimbing mendarat untuk bertelur. Penyu ini diindikasikan memiliki pola migrasi dengan wilayah jelajah ke arah utara dan selatan untuk mencapai daerah pakan. Mereka bermigrasi dari Pantai Jamursba Medi dan Warmon, Kabupaten Tambrauw (Papua Barat) ke Pantai Inggrisau dan Mambasiui hingga ke bagian barat daya Kepulauan Kei Kecil (Laut Banda), Laut Sulu, Laut Cina Selatan, Australia Tenggara, dan Pantai Barat Amerika Serikat (Monterey, California).
Penyu belimbing ini berperan penting dalam keseimbangan ekosistem di Pantai Selatan Amerika. Setiap tahun, penyu belimbing menempuh perjalanan selama 6 bulan dari Los Angeles menuju Pantai Inggrisau dan Mambasiui (Yapen) dan Pantai Jeen Womom (Tambrauw) untuk bertelur. Bulan Desember sampai April adalah bulan yang tepat untuk melihat ratusan penyu belimbing bertelur di Yapen. Perjalanan ke lokasi penyu ini ditempuh dengan perahu motor kurang lebih 5 jam dari Kota Serui.
Pulau Mandena. Pulau Mandena terletak diujung barat Yapen. Pulau ini menyuguhkan keindahan gugusan pulau kecil dengan hamparan terumbu karang yang cukup luas dan dilayari pasir putih yang memesona. Air lautnya bening seperti kristal dengan warna biru tosca. Ke mana mata memandang, kristal matahari yang menyentuh permukaan air membentuk panorama yang menentramkan jiwa. Pulau ini menjadi tempat snorkeling dan diving terbaik di Kepulauan Yapen.
Seorang penyelam bahkan bisa menyaksikan ribuan aneka ikan hilir mudik mengelilingi gugusan terumbu karang dan moluska yang indah. Di sekitar Pulau Mandena ini juga terdapat salah satu telaga indah dan bersejarah bernama Suandei. Pada acara Sail Teluk Cendrawasih 2023, pulau ini menjadi salah satu tempat wisata dari Kepulauan Yapen yang dipromosikan untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara.
Pulau Miosindi dan Pulau Aiwai. Dua pulau ini terletak di sebelah utara Yapen. Dua pulau ini merupakan pulau kecil yang dikelilingi pasir putih keemasan dan mempunyai keindahan alam yang menawan. Dasar lautnya menjadi rumah bagi ribuan ikan hias dan aneka terumbu karang yang indah. Ratusan burung laut seringkali terbang bergerombol menghiasi biru langit. Mereka menunggu ikan-ikan saat muncul di permukaan.
Dengan infrastruktur yang telah terbangun dengan baik, kini Anda bisa datang ke kepulauan Yapen kapan pun untuk menikmati keindahan alam kepulauan Yapen yang masih alami. Yuk, siapkan perjalananmu dan nantikan cerita keindahan kepulauan Yapen berikutnya!