Panorama Paru-Paru Dunia dari Alam Kepulauan Yapen

Panorama Paru-Paru Dunia dari Alam Kepulauan Yapen
  • Bagikan

Word: Ayu Arman

Teluk Manabay. Foto Paul R Dawir
Teluk Manabay. Foto Paul R Dawir

Teluk Manabay. Sebuah teluk dengan perairan laut warna hijau tosca yang dikelilingi pepohonan yang rindang. Teluk ini Teluk ini berada di Kampung Sarawandori, Distrik Kosiwo, berdekatan dengan Teluk Mioka. Air teluk ini teduh dan bening sehingga menjadi kolam renang alami bagi masyarakat dan para wisatawan. Di teluk ini bisa juga melakukan aktivitas dayung, jetski, banana boat, sepeda air, flying fish, dan lainnya.

Foto Ruben Sambaloyuk
Foto Ruben Sambaloyuk

Teluk Manabay ini sesungguhnya telah terkenal sejak dahulu kala oleh masyarakat Kota Serui. Teluk ini dikembangkan dengan baik oleh warga setempat. Yang dilakukan pemda adalah bekerja sama dengan pemilik hak ulayat tanah teluk ini untuk membangun dan menata menjadi kawasan wisata kota karena lokasinya hanya lima belas menit dari Kota Serui. Kami membangun jalan untuk akses ke teluk yang berada di perbukitan dan menyiapkan sarana dan fasilitas seperti tempat bersantai untuk menikmati pemandangan, kedai kopi, dan area parkir mobil. Pengelolaannya telah kami serahkan kepada masyarakat Sarawandori.

Ada banyak potensi wisata bahari di Kepulauan Yapen yang belum dipromosikan. Sebut saja Pulau Mioka, Papuma, pantai dan air mendidih Sungai Aro di Kampung Aromarea, Pantai Banawa, Pantai Mariadei, Pantai Lori yang merupakan pantai terpanjang di Pulau Yapen, sumur ajaib di Pulau Aibai. Belum lagi Pulau Ambai, Kuran, dan pulau lainnya yang menawarkan keindahan pantai dan bawah lautnya.

Festival Dayung di Teluk Manabay. Foto Paul D
Festival Dayung di Teluk Manabay. Foto Paul D

Wisata bahari Kepulauan Yapen juga menyuguhkan kearifan budaya pada masyarakat lokalnya. Antara lain, perkampungan tradisional atas air di Ansus, Kampung Serui Laut, Nundawimpi, Ambai, Saweru, Papuma, Kairawi, Randawaya, dan Narei. Di Kampung Ansus, misalnya, punya keunikan tersendiri dengan transportasi perahu yang diukir dengan berbagai motif. Hal itu disebabkan penduduk Pulau Ansus sudah sejak dulu dikenal sebagai penjelajah laut yang jauh dengan perahu. Mereka mewariskan ilmu-ilmu melaut dengan menggunakan kalender tradisional mereka yang disebut kong, seutas tali yang dibuatkan simpul untuk menentukan hari, minggu, bulan, bahkan tahun.

Budaya merupakan elemen pariwisata yang paling menarik minat wisatawan. Sebab, melalui pariwisata berbasis budaya, wisatawan dapat memahami dinamika perkembangan budaya, kearifan lokal, dan hasil cipta, karya, dan karsa dari suatu masdan karsa dari suatu masyarakat.

Selain wisata alam dan bahari, ada banyak lintasan sejarah bangsa ini yang digerakkan dari Kepulauan Yapen. Sehingga, kami juga mengembangkan spot wisata sejarah dan religi. Wisata budaya meliputi beragam aktivitas seperti menyaksikan pertunjukan kesenian, melihat festival kebudayaan, mengunjungi permukiman tradisional dengan rumah adatnya, mengunjungi museum, dan mengunjungi situs cagar budaya warisan masa lampau atau biasa disebut sebagai wisata pusaka (heritage tourism).

Pertama, situs perjuangan Sam Ratulangi di Kota Serui. Tokoh yang bernama lengkap Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi ini adalah pahlawan nasional yang diasingkan pemerintah Belanda di Serui. Ia menghadirkan berbagai kegiatan kursus politik yang menanamkan semangat nasionalisme masyarakat Serui. Bersama tokoh Serui seperti Silas Papare, Berotabui, Stevanus Rumbewas, Hermanus Wayoi, dan tokoh muda lainnya, Sam Ratulangi menjadi perintis kebangkitan nasionalisme lewat Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) setahun setelah Jakarta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Serui juga pernah menjadi basis perjuangan pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia. Rumah kediaman dan perjuangan Ratulangi ini menjadi museum sejarah di pusat Kota Serui yang bisa dikunjungi oleh peneliti atau para wisatawan sejarah.

Kedua, Monumen Kasih Arui Sai (Mokas). Kita tahu bahwa peran misionaris dan gereja memiliki kontribusi yang besar dalam pencerahan spiritual dan pendidikan di tanah Papua ini. Keberadaan gereja di Yapen berawal dari kedatangan zendeling (pekabar Injil), yaitu Pendeta Ottow dan Pendeta Geissler pada 5 Februari 1855 di Pulau Mansinam.

Lebih kurang setengah abad kemudian, tepatnya 1912, berita Injil sampai di Yapen. Saat itu, kapal Tedeman ditugaskan memasang lampu suar di beberapa tanjung di wilayah Yapen dan beberapa guru jemaat ikut. Perahu zending Utrecht datang dari Mansinam membawa tenaga guru yang berasal dari Maluku. Mereka adalah guru gereja sekaligus sekolah rakyat. Dari kedatangan para penginjil ini momentum perubahan besar terjadi di Yapen, lebih khusus lagi di Kota Serui.

Banyak sekolah berpola asrama dari tingkat SD hingga sekolah kejuruan dibangun, antara lain Jongens Vervolgs School untuk putra, Meisjes Vervolgs School untuk putri. Sekolah-sekolah itu setara dengan kelas 4 sampai 6 SD. Berdiri pula sekolah guru (Opleiding voor Volkschool Onderwyzer), sekolah guru jemaat, sekolah pendeta, sekolah penginjil, sekolah perawat dan kebidanan dan kursus pertanian (Landbouw Practyk Cursus) sehingga Serui pada zaman Belanda dijuluki kota pendidikan.

Untuk mengenang masuknya Injil dan perjuangan para misionaris ke Pulau Yapen itu, pemda membangun Mokas atau Monumen Kasih Arui Sai. Sebuah Patung Tuhan Yesus dengan tinggi 33 meter di kawasan Tanjung Ambori, Serui Laut. Monumen ini menjadi simbol ajakan kepada masyarakat Kepulauan Yapen untuk mengingat kasih Tuhan yang selalu memberkati kehidupan kita. Juga, sebagai pengingat masyarakat Yapen untuk tidak melupakan perjuangan misionaris di Papua dengan membawa kabar Injil serta keselamatan yang diajarkan Yesus Kristus untuk selalu menebarkan cinta kasih kepada sesama manusia.

Monumen ini juga kini menjadi ikon Kepulauan Yapen yang tak hanya dinikmati sebagai sebuah seni, melainkan pula sebagai tujuan wisata religi dengan pemandangan laut yang indah. Dengan infrastrastruktur yang telah terbangun dengan baik, kini Anda bisa datang ke kepulauan Yapen kapan pun untuk menikmati keindahan alam kepulauan Yapen yang masih alami. Yuk, siapkan perjalananmu!