Word: Ayu Arman
Hampir semua makhluk laut di seluruh daerah Indonesia bisa Anda ditemukan di sini. Hiu pigmi berkeliaran bebas di antara taman karang dan puncak-puncak batu kapur yang menghijau di bawah air Teluk Triton.
SAAT memasuki Pantai Ermun, pintu masuk Teluk Triton, mata kami langsung terpacak pada panorama menawan yang dipancarkan hamparan pasir putih dengan perairan air hijau tosca. Lantaran beningnya yang serupa kaca, mata kami bisa menyaksikan langsung terumbu karang, penyu, dan ikan berenang-renang dari permukaan laut. Sementara dari atas, kami menyaksikan gugusan perbukitan karst terjal yang dimahkotai dengan vegetasi tropis hijau dan pulau-pulau kecil yang sempurna.
Teluk Triton merupakan satu dari tiga wilayah di Papua Barat yang dikenal dengan sebutan Bird’s Head Seascape. Pusat keanekaragaman hayati laut dunia.
Bentangan alamnya menyuguhkan cerita panjang bagaimana alam membentuk hubungan harmonis antara binatang dan tumbuhan; antara batuan, mineral, fosil, tanah, dan air, jauh sebelum manusia ikut serta hadir berkoloni di dalamnya.
Sejumlah riset geologi mendaras informasi-informasi penting ihwal kepulauan di kawasan Papua Barat ini; tentang sebuah ekosistem geologis purba yang terbentuk oleh pergerakan lempeng Pasifik dan pembentukan laut-dalam pada Zaman Jura. Lebih kurang 125 juta tahun silam atau Zaman Kapur Akhir, Benua Australia bergerak menuju utara dan membentuk busur kepulauan. (Supriatna, 1995)
Berdasarkan estimasi geologi, Lempeng India-Australia bergerak sekitar 8 cm per tahun ke arah utara timur laut dan lempeng Pasifik bergerak sekitar 10 cm per tahun ke barat laut yang kemudian membentuk sesar Sorong yang membelah antara lain Pulau Waigeo, Misool, Kofiau, Mansuar, Teluk Triton, dan sekitarnya.
Pergerakan dua lempeng itu membentuk selat yang merupakan gabungan bentang karst pulau tropika dan terumbu karang yang menakjubkan. Di sepanjang selatan kawasan leher burung yang membentang dari barat daya hingga timur tenggara, termasuk Teluk Triton, Teluk Arguni, kita bisa menjumpai bentang alam batuan yang indah.
Aneka batuan karst Teluk Triton dan sekitarnya tersusun oleh 24 formasi batuan yang diperkirakan berusia 150 hingga 240 juta tahun lampau. Oleh proses tektonik, batuan-batuan purba itu membentuk gugusan kepulauan. Formasi batuan itu, antara lain alluvium, terumbu koral terangkat, fanglomerat, batuan gunung api jamur, dan formasi steenkool. Ada juga batuan jenis diorit pariri, bancuh tektonik, formasi klasafet, batu gamping lengguru, formasi waripi, batu gamping imskin, batu pasir ekmal, batu lumpur piniya, dan woniwogi. Termasuk, formasi kopai, formasi tipuma, formasi aiduna, granit kwatisore, batuan palesozoikum, dan mesozoikum.
Formasi yang kaya itu menjadi rumah bawah laut bagi ikan-ikan puspa jenis yang menakjubkan. Survei penyelaman bawah laut Teluk Triton pertama kali dilakukan pada 2006 oleh tim dari Conservation International, Universitas Papua, dan sebagian besar oleh liveaboard (penyelaman rekreasi). Hasil survei itu kemudian mendorong pemerintah Kaimana mendeklarasikan perairan seluas 6000 km persegi yang berada di sekitar perairan Kaimana dan Teluk Triton sebagai Kawasan Lindung Laut pada 2008.
Para ahli biologi kelautan mencatat Teluk Triton adalah bagian dari Pusat Segitiga Karang yang memiliki banyak ikan dan spesies karang ketimbang di tempat lain di planet ini.
Riset yang dilakukan Allen dan Erdmann (2009) menjelaskan bahwa perairan Kaimana dihuni 605 spesies karang zooxanthellae dengan 66% dari total spesies di yang ada di dunia dan 471 spesies koral dengan keragaman jenis yang merupakan setengah koral dunia, yaitu sebesar 58,95%.
Untuk keragaman jenis ikan karang, di Teluk Triton terdapat sebanyak seribuan lebih spesies dengan persentase mencapai 24,95% dari total ikan karang di wilayah Indo Pacific (4.100 spesies). Pendek kata, imperium karang Teluk Triton menjadi rumah kura-kura hijau, populasi paus bryde pesisir, hiu paus, lumba-lumba, tempat pemijahan kerapu, dan ikan buta goa. Jika diringkas, hampir semua makhluk laut di seluruh Indonesia ada di perairan Teluk Triton.
Hingga kini keanekaragaman hayati perairan Kaimana terus memberi kejutan kepada para divers dengan penemuan makhluk-makhluk baru saat menyelam. Sehingga, sebagian para penyelam menjuluki teluk ini sebagai rumah dewa laut Triton. Dalam dalam mitologi Yunani, Triton adalah dewa laut dan pembawa pesan di lautan. Triton digambarkan bertubuh setengah manusia setengah ikan. Tubuhnya berwarna air laut dan pada bahunya terdapat kerang laut. Atas nama Dewa Triton, kita bisa menyebut bahwa inilah surga penyelaman terakhir di dunia.
Di sini, di Teluk Triton, Anda akan menemukan segala jenis makhluk laut mulai dari hal terkecil, gerombolan ikan dengan berbagai bentuk, warna dan ukuran yang bervariasi, lumba-lumba, pari mantra samudera, marlin, hingga hiu paus besar yang berjalan mengitari bagan-bagan nelayan. Lebih menakjubkan lagi, saat taman karang keras dan lunak dangkal bermekaran, yang hadir adalah aneka warna dan cahaya. Sungguh indah. Anda bisa melihat batu-batu besar terbungkus karang berwarna-warni, semak-semak karang hitam besar, dan puncak batu kapur yang menghijau.
Itulah hutan bawah laut Teluk Triton. Terumbu karang dan ekosistemnya sejatinya bak hutan hujan tropis yang ada di dasar laut. Mereka tak hanya memanjakan mata saat melakukan penyelaman, terumbu karang juga merupakan sumber kehidupan. Di Triton, Anda tak perlu menyelam sangat dalam, misalnya 20 meter, untuk mendapatkan visual menakjubkan. Cukup menyelam 10 meter, rona-rona dunia safari hadir di hadapan. Nyata. Bukan artifisial.
Saat ini, sebagian besar lokasi penyelaman berada di sekitar Selat Iris, Pulau Aiduma, Pulau Dramai, dan tenggara Teluk Triton. Ada 30 titik penyelaman terbaik yang telah teridentifikasi Triton Bay Divers, dive resort pertama di Kaimana. Tentu saja, masih banyak lagi lokasi penyelaman yang belum dijelajahi.
Dari 30 titik lokasi penyelaman itu, ada beberapa lokasi penyelaman yang tak boleh Anda lewatkan untuk menyelam.
Pulau Saruenus. Pulau kecil yang disebut juga Pintu Arus ini menawarkan pengalaman menyelam tingkat dunia. Di pulau ini lokasi penyelaman yang paling terkenal adalah Komodo Kecil, Pintu Arus, dan Akuarium. Ketiga lokasi ini memiliki pemandangan beragam karang lunak yang menawan.
Komodo Kecil adalah situs penyelaman terbaik. Nama lokasi Komodo Kecil ini disematkan Larry Smith, penyelam yang mempelopori penyelaman di area Teluk Triton sebelum ia meninggal dunia pada 2007 di Sorong. Di lokasi ini, pada kedalaman mulai dari 5 hingga 25 meter, Anda akan menemukan kumpulan semak karang hitam padat dan luas dengan karang lunak berwarna cerah halus, ditutupi ikan kaca, menjadi tempat berlindung bagi ikan barramundi dan gerombolan kecil ikan sweetlips, kakap, serta wobbegong.
Anda juga dapat menemukan sejumlah spesies kuda laut kerdil yang berbeda-beda serta nudibranch dan udang. Saat arus baik, arus tenang, Anda dapat menyelam di sepanjang dinding tertutup karang lembut yang indah dan melihat atraksi ribuan ikan dengan ukuran yang samaberkelompok atau berkoloni berenang ke arah yang sama secara terkoordinasi.
Akuarium adalah lokasi menyelam kecil, tetapi menawarkan singkapan terumbu karang lunak yang indah dan terdapat luar biasa banyak gerombolan ikan. Waktu paling baik untuk menyelam di lokasi ini adalah pagi hari ketika airnya tenang.
Pintu Arus. Di sini Anda akan melihat taman karang yang lembut seperti karpet dan benar-benar menakjubkan! Anda juga dapat menyelam bersama kerapu raksasa dan ribuan ikan yang bermain-main.
Namun, berhati-hati. Sebab, Pintu Arus terkadang memiliki arus yang kuat. Jika ikan tidak bisa berenang melawan arus, Anda pasti tidak bisa. Saat arus mengalir, gerombolan ikan besar seperti kakap bergaris biru dan ikan air tawar berlensa tiba dan karangnya bisa menjadi spektakuler saat mereka mencari makan di air yang bergerak.
Pulau Dramai. Dramai adalah pulau yang terletak di dasar Selat Iris. Pulau ini menjadi salah satu lokasi penyelaman kelas dunia yang menakjubkan. Berenanglah menuruni lereng dan mengelilingi kuadran utara pulau ini, Anda bisa melihat batu-batu besar yang ditutupi karang lunak raksasa terletak di sepanjang lereng hingga kedalaman 25 meter.
Taman karang lunak yang indah itu menjadi latar atraksi koloni ragam ikan. Mulai dari kakap pinjalo, ikan bedah bertopeng, sweetlips, wrasses napoleon, fusilier, trevally raksasa dan sirip biru, kerapu langka, hingga barracuda.
Saksikanlah kakap pinjalo saat berkerumun melintasi karang, mereka seperti lebah. Kadang-kadang tubuh mereka menunjukkan warna merah tua, dalam sekuensi cepat berubah menjadi merah muda terang dan bahkan perak halus saat mereka melewati area terumbu yang berbeda. Sehingga, menyelam di lokasi ini Anda akan merasa kecil oleh pusaran gerombolan ikan dalam massa yang cukup besar dengan cahaya yang berwarna-warni.
Pantai Flasher. Pulau ini terletak di sebelah barat laut Aiduma. Dinamakan demikian karena pulau ini tempat flasher wrasse, ikan karang dengan keragaman warna menonjol.
Bo’s Rainbow. Lokasi ini berdekatan dengan Little Komodo. Lokasi ini memiliki batu-batu besar yang tertutup karang lunak dengan kawanan ikan. Sepuluh hingga lima belas makarel spanyol hidup di sini bersama dengan makhluk makro seperti udang kerangka ungu, nudibranch, dan kuda laut kerdil. Di sini, Anda menemukan hampir semua spesies kuda laut kerdil, kipas laut muricella gorgonian, dan hippocampus denise dalam variasi warna merah dan putih, merah muda, dan kuning. Bahkan ada gua untuk berenang dengan ketinggian sekitar 1—5 meter.
Batu Putih dan Batu Makro. Di lokasi ini terdapat semak-semak karang dan terumbu miring lembut yang mencapai dasar sekitar 14 meter. Di sinilah makhluk makro, hiu wobbegong, dan frogfish berumah. Batu Makro sebagian besar adalah dasar pasir putih hingga 20 meter dan bagus untuk subjek seperti nudibranch terutama di awal musim ketika suhu air lebih dingin.
Poin Andy. Situs menyelam ini selalu penuh dengan kejutan. Setiap kali menyelam, kami melihat sesuatu yang baru dari barakuda sirip kuning, skuadron ikan beo bumphead, kumpulan besar ikan teri yang diburu, pari setan yang berlayar, hiu wobbegong, nudis bertenaga surya, dan kuda laut kerdil. Yang paling menonjol adalah karang hitam yang lebih luar biasa ketimbang di tempat lain di Teluk Triton.
Batu Jatuh. Dinamakan Batu Jatuh karena ada batu-batu besar yang menggelinding ke laut. Lokasi ini merupakan taman karang keras yang sangat luas yang diimpikan setiap fotografer. Di sini juga terdapat sekumpulan besar ikan kelelawar serta jack berburu, kakap tengah malam, ikan kakatua bumphead, ikan napoleon wrasse, ikan pari mobula, pari elang, dan juga manta aneh.