Keindahaan Misool selalu memanggil perindu panorama semesta, serupa kerinduan berpulang seruling yang tercerai dari rumpun bambu ibunya.
Word: Ayu Arman
Kekaguman dan kebingungan. Dua hal itu bertumbukan saat memasuki perairan Misool, Raja Ampat, Papua Barat.
Kagum kepada panorama menawan surgawi yang dipancarkan gugusan pulau-pulau kapur, teluk, selat, perbukitan karst, serta kebeningan air lautnya. Sementara di sisi lain merenang sederet tanya bagaimana sesungguhnya proses terciptanya pulau-pulau ini?
Terbayang sebuah kerajaan purba yang megah dan hening di atas laut dengan taman air teduh saat memasuki Pulau Sunmalelen, Sunbayo, Yapap, Dafalen, Lenmakana, Namlol, Balbulol, Puncak Harfat, dan pulau-pulau kecil lainnya.
Jika tak diarahkan oleh pemandu yang terlatih, dipastikan kami tersesat di antara tebing-tebing karts yang berliku serupa labirin dan membentuk aneka rupa formasi, seperti gerbang kerajaan, relief-rilief candi, mahkota raja, simbol lingga-yoni, hati, pohon natal, menara kembar, dan benteng pertahanan.
Sadarlah saya bahwa Misool dengan segala pesonanya itu memberitahu dalam senyap sebuah cerita panjang bagaimana alam membentuk hubungan harmonis antara binatang dan tumbuhan; bahkan jauh sebelum manusia ikut serta hadir berkoloni di dalamnya. Lewat benggala geologi, bentang alam mengisahkan historiografi pembentukan bumi yang diperkirakan dimulai lebih kurang 4,5 milyar tahun silam.
Sejumlah riset geologi mendaras informasi-informasi penting ihwal Kepulauan Raja Ampat yang terbentuk oleh pergerakan lempeng Pasifik dan pembentukan laut-dalam pada Zaman Jura. Pada sekitar 125 juta tahun silam atau Zaman Kapur Akhir, Benua Australia bergerak menuju utara dan membentuk busur kepulauan. (Supriatna, 1995)
Berdasarkan estimasi geologi, Lempeng India-Australia bergerak sekitar 8 cm/tahun ke arah utara timur laut dan Lempeng Pasifik bergerak sekitar 10 cm/tahun ke barat laut yang kemudian membentuk Sesar Sorong yang membelah antara lain Pulau Batantan, Salawati, Waigeo, Misool, Kofiau, dan Mansuar.
Selain itu, pergerakan dua lempeng itu membentuk selat dan gabungan bentang kars pulau tropika dan terumbu karang. Dalam proses ratusan juta tahun itu, Misool menjadi pulau terbaik dalam singkapan geologinya. Aneka bebatuan karstnya merupakan batuan sedimen yang mengandung fosil makro. Batu yang diperkirakan berusia 150 hingga 240 juta tahun lampau itu terangkat oleh proses tektonik yang membentuk gugusan kepulauan.
Fauzie Hasibuan pernah melakukan penelitian Biostratigrafi Mesozoikum Kepulauan Misool sebagai referensi biostratigrafi di Indonesia Bagian Timur pada 2010. Dalam penelitiannya itu pakar Paleontologi dari Badan Geologi Pusat Survei Geologi Indonesia ini mengungkapkan bahwa Kepulauan Misool terbentuk pada anjungan di daerah timur laut tepian Benua Australia-Gondwana sejak masa Mesozoikum dan tidak terpengaruh oleh pembentukan sistem busur Banda.
Sebagaimana sudah disinggung di awal, satuan batuan di kepulauan ini telah berumur, mulai dari Trias sampai Kapur yang banyak mengandung fosil makro dan mengalami aktivitas tektonik seperti perlipatan dan penyesaran, namun tidak berpengaruh besar kepada runtunan stratigrafi. Runtunan stratigrafi tersebut paling lengkap pada Masa Mesozoikum, walaupun ada ketidakselaran pada Zaman Jura Awal (Hetangian sampai Toarsian Awal). Pengendapan batuannya menerus mulai dari umur Alenian sampai Paleogen.
Mesozoikum di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, tidak sehebat Mesozoikum di Misool yang mewakili biostratigrafi terlengkap di Indonesia. Biostratigrafi menggunakan fosil makro yang melimpah sehingga Misool bisa dijadikan referensi biostratigrafi benua renik di Indonesia dan bahkan secara global. Tak berlebihan kemudian jika geodiversitas Kepulauan Misool ini layak menjadi kawasan geopark dunia; sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka, termasuk nilai arkeologi, ekologi, dan budaya yang ada di dalamnya.
Taman geologi ini membentang dari Balbulol, Yapap, Dafalen, Langkisi, hingga Harfat. Ada pula danau laut yang luas. Mari kunjungi dan eksplorasi satu demi satu. Ayo, kemasi perlengkapan perjalananmu, dan berangkat!
BALBULOL:
TAMAN AIR MISOOL
Pulau Balbulol terletak di Misool Timur Selatan. Di pulau ini terdapat lima tebing tinggi yang membentuk kerucut, berjajar, serupa diletakkan dengan hati-hati oleh Pencipta di garis muka perairan biru. Dinding-dindingnya dipahat dengan ragam ukiran yang dipadu oleh hiasan tanaman liar, membentuk sebuah taman laut menawan.
Yang paling menyenangkan, air lautnya jernih dan dasar perairannya dangkal seperti kolam sehingga Anda bisa berenang dan menyelam. Saat terik matahari bersinar, beragam koral dan pasir putih terlihat dari permukaan lautnya yang berwarna hijau. Pemandangan di Balbulol ini lebih menakjubkan lagi bila dilihat dari atas dengan helikopter atau kamera drone.
Anda seperti melihat candi Prambanan di Jawa Tengah yang dibangun di atas laut. Di ujung sedikit lebih dalam di area dangkal, Anda menyaksikan sebuah laguna berbentuk hati. Seperti kolam cinta yang tertata rapi. Pulau Balbulol tak ubahnya area waterpark alami.
YAPAP:
KOLAM ALAM TERBAIK DI DUNIA
Setelah Pulau Balbulol, pulau ini menjadi ikon kedua pulau terindah di Misool Timur Selatan. Memasuki area ini serupa menjejakkan kaki di altar agung Tuhan yang menerbitkan kebahagiaan dan ketenangan sekaligus. Teruslah bergerak dan rasakan lorong kolam purba yang lebar dan memanjang.
Di kanan dan kirinya dipagari tebing-tebing karst dengan ragam rupa bentuk atau struktur bebatuan yang unik, seperti taman bunga, catur, pasangan batu yang sedang berhadap-hadapan, serta gugusan candi.
Dasar perairannya dangkal dan airnya berwarna hijau-biru bening serupa kaca sehingga pasir dan karang koral di dasar laut terlihat jelas dari permukaan. Anda bisa berenang dan menyelam sesukanya seriangnya karena di sini tak ada gelombang yang datang dari samudera. Bebatuan yang berdiri seperti tonggak-tonggak tak ubahnya pagar pemecah ombak warisan purba yang tak tergantikan yang membuat Pulau Yapap ini kerap menyandang sebutan kolam renang alam tercantik di dunia.
DAFALEN:
TAMAN BATU
Pulau ini juga terletak di Misool Timur Selatan. Di seantero pulau ini, Anda menemukan tempat yang spektakuler dengan ragam formasi bebatuan yang muncul dari permukaan air dan mengundang imajinasi liar untuk menebak bentuknya.
Taman batu, demikian Pulau Defalen ini kerap disebut. Tebing-tebing bebatuan karst dalam taman ini serupa pahatan raksasa buatan pematung-pematung terampil dari masa yang jauh. Selain berbentuk gunungan candi, bebatuan berukir yang dihiasi pepohonan liar yang merambati tebing-tebingnya itu ada yang berbentuk kerucut dan menyerupai pohon natal.
Bahkan, selain membentuk formasi jantung yang menjadi simbol kasih, juga ada menyerupai menara kembar dan benteng pertempuran.
BATU CANDI DI LANGKISI
Masih di Misool Selatan, tepatnya di Pulau Langkisi, kita berjumpa dengan formasi demu yang terdiri dari batu gamping pasiran, serpih karbonatan, dan batu lumpur karbonatan kehijauan.
Proses erosi terhadap bidang perlapisan horisontal dan bidang-bidang vertikal retakannya yang sedemikian rupa menghasilkan ukiran formasi demu yang menyerupai candi di tengah laut.
PUNCAK HARFAT:
BUKIT KAHYANGAN MISOOL
Jika Raja Ampat Utara memiliki puncak Wayag dan Painemo, maka di Kepulauan Misool yang terletak di bagian selatan ini memiliki Puncak Harfat. Titik di mana Anda bisa melihat Misool dari atas bukit pulau karang.
Puncak Harfat ini baru ditemukan pada 23 Desember 2013 oleh Harun Sapua dan Ismail Sapua, warga Kampung Harapan Jaya, Misool.
Sebelum menemukan titik puncak ini, Harun dan Ismail berkeliling ke beberapa bukit di Misool selama dua tahun untuk mencari tempat atau lokasi di mana bisa melihat pemandangan Misool dari atas.
Dan setiap melewati bukit yang terletak tak jauh dari pulau Lenmakana, Misool Timur Selatan, ia selalu merasa yakin bahwa bukit yang berketinggian 98 meter itu adalah titik lokasi yang tepat untuk melihat pemadangan laut Misool dari atas.
Trek menuju Puncak Harfat ini sudah diberi jalur tangga dan pegangan dari kayu sehingga mudah didaki. Hanya perlu waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke atas bukit. Ada tiga lokasi di Puncak Harfat untuk melihat sekeliling dengan 4 pandangan berbeda karena mengarah ke area yang berbeda pula.
Pertama, jika Anda melihat dari arah sisi timur bukit, Anda menyaksikan lagun atau danau laut yang dilatari bebatauan krast kecil-kecil. Kedua, jika Anda berdiri dari selatan bukit, Anda melihat lagun kecil dengan layar batuan karst yang besar. Ketiga, jika Anda melihat dari atas utara bukit, Anda menikmati gugusan-gugusan pulau. Keempat, jika Anda melihat dari arah barat bukit, Anda bisa melihat gugusan bukit-bukit kecil. Dari empat sudut pandang itu jika digabungkan menjadi kesatuan serupa kamera 180° yang mampu merekam detail pulau karang Misool dengan segala ketakjuban yang dipancarkannya.
DANAU LAUT: LAGUNA DARI NIRWANA
Kekhasan lain dari Misool adalah batuan karts yang beberapa di antaranya membentuk cekungan danau asin atau disebut laguna atau marine lake.
Di perairan Misool tersimpan kurang lebih 200 laguna (danau) air asin yang hijau-jernih, dengan aneka ragam bentuk dan dilayari gundukan rumah karang dengan warna serupa torehan kuas para maestro seni. Tiga di antaranya menjadi rumah bagi ubur-ubur. Karang di laguna ini juga menjadi lokasi penyu sisik dan hijau memakan spon dan bertelur di pantai berpasir.
Menurut cerita danau laut ini terbentuk karena kenaikan permukaan air laut setelah periode Glasial (Zaman Es) terakhir. Semakin dalam danau laut, semakin tua umurnya. Beberapa danau laut itu ada yang tidak memiliki koneksi dengan permukaan laut sekitarnya sehingga airnya payau. Salah satu dari danau itu adalah Danau Namlol, Danau Cinta Dafalen, dan Danau Ubur-ubur di Lenmakana.
Danau Namlol. Danau ini masih terletak di Misool Timur Selatan. Salah satu danau laut yang menarik untuk dikunjungi. Pasir putih timbul membentang menjadi pembatas adanya cekungan laut yang dalam. Permukaannya tak beriak, serupa cermin.
Yang membuat danau ini menjadi-jadi indahnya karena disanggah bebatuan yang menyerupai mahkluk purba dan pepohonan. Siapa pun yang melintasi pulau ini ditarik kekuatan alam untuk melompat dari kapal dan berenang bersama nemo-nemo yang terlihat sedang meliuk-liuk di antara anemon.
Danau Cinta Dafalen. Danau ini juga tidak kalah indah dengan pemandangan Puncak Harfat. Jika kita naik ke puncak, ujung mata terantuk pada cekungan air laut yang membentuk simbol cinta.
Entah bagaimana proses cekungan air laut yang membentuk sebuah hati dengan sangat presisi itu. Ayo, ajak kekasih dan teman terbaik Anda untuk terbang dan berenang bersama di danau cinta ini.
Danau Ubur-Ubur Lenmakana. Di dunia ini hanya ada tiga danau asin yang mana terdapat biota ubur-ubur di dalamnya, yaitu Vietnam, Palau, dan Indonesia. Biota ubur-ubur terkenal karena keunikan dan sengatannya. Sengatan beberapa spesies ubur-ubur di berbagai penjuru dunia bahkan ada yang mematikan. Salah satunya adalah ubur-ubur jenis Irukandji.
Di lautan Indonesia secara khusus terdapat beberapa spesies ubur-ubur yang menyengat, namun tidak sampai mengakibatkan jatuhnya korban. Peristiwa serangan ubur-ubur itu, misalnya, pernah terjadi di kawasan pesisir selatan Jawa di pantai Balekambang, Kondang Merak, dan Ngliyep Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Di perairan laut Misool ini ditemukan lima danau ubur-ubur yang tidak menyengat. Namun, baru dua danau yang bisa diakses. Salah satu danau ubur-ubur yang bisa di akses itu ada di Pulau Lenmakana. Danau ini dipenuhi banyak sekali ubur-ubur, terutama ubur-ubur jenis Totol (Mastigias Papua). Anda bisa berenang dan menari bersama dengan makhluk laut bertentakel ini.
Ubur-ubur pada danau ini memiliki pola migrasi yang unik. Jika waktu bergerak dari pagi ke petang, arah gerak mereka menuju ke timur. Sementara jika petang ke pagi, mereka bergerak menuju ke barat. Dan, air di Danau Lenmakana ini tidak memiliki koneksi dengan perairan laut di sekitarnya karena dihalangi oleh tebing gunung yang melingkarinya sehingga air lautnya payau.
Meski sudah bisa diakses, namun untuk masuk ke Danau Lenmakana ini, kita mesti melewati trek bukit setinggi kurang lebih 20 meter. Diperlukan kehati-hatian langkah kaki dan keawasan mata untuk berpijak pada karang yang kuat agar tidak tergelincir, jatuh. Dari atas tebing mulai tampak terlihat bulatan-bulatan kecil berjumlah ribuan yang berwarna merah-muda. Nah, itulah ubur-ubur yang sedang naik ke permukaan untuk menyambut matahari yang tegak lurus dengan langit.