Sausapor. Sebuah pulau yang menyimpan keindahan, keaneragaman hayati, dan juga sejarah dunia yang kini menjadi salah satu destinasi ekowisata dari Kabupaten Tambrauw.
Word: Ayu Arman
Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, pada 1942, Sausapor sesungguhnya pernah menjadi daerah yang sangat ramai karena menjadi tempat pangkalan militer Sekutu saat pecah perang dunia kedua dengan pasukan Jepang. Namun, setelah perang usai, daratan ini tak terjamah lagi. Sepi dan gelap. Dan Sausapor kembali bergeliat saat menjadi ibukota sementara dari Kabupaten Tambrauw yang dimekarkan pada tahun 2011.
Kini Sausapor menjadi salah satu destinasi ekowisata dari Kabupaten Tambrauw. Sebuah wisata yang berbasis konservasi alam dan pendidikan. Karena pada alam pulau Sausapor tak hanya kaya keanekaragaman hayati, tapi juga menyuguhkan pemandangan alam yang indah. Saat ini, terdapat beberapa titik lokasi yang telah siap untuk dikunjungi wisatawan.
Sunset di Pantai Pacific Park Sausapor
Pulau Sausapor masih tergolong daerah pedalaman sehingga Pantainya masih alami. Kita akan disajikan hamparan pasir besi dan dibalut birunya air laut yang pasti akan memanjakan mata. Kita bisa melepaskan beban pikiran dengan mendengar deburan ombak yang berada di pinggiran pantai. Berangkat ke pantai pagi hari sangat direkomendasikan bagi Anda yang ingin merasakan kesejukan pantai dan berjemur di atas pantai pasir besi ini. Menurut masyarakat lokal, berjemur bahkan merendamkan tubuh ke dalam pasir besi yang tersinari matahari sangat baik untuk menyembuhkan penyakit asam urat dan masuk angin.
Menjelang sore hari, warga sekitar mulai aktif untuk bermain atau sekedar menghabiskan waktu di pantai. Tawa ceria anak-anak Papua bermain ombak menambah energi kebahagiaan saat menikmati pantai di Pacific park ini. Anda juga bisa berenang bersama anak-anak penduduk lokal yang ada.
Ketika matahari mulai turun di ufuk barat, langit menampakkan warna merah-jingga, yang itu menjadi pertanda bagi anak-anak penduduk lokal untuk pulang kerumah mereka. Tanpa dikomandoi, mereka mulai memakai baju dan pulang bersamaan dengan terbenamnya matahari. Sunset di pantai pacific park ini akan membuat Anda tertegun dan memuji keindahannya.
Pantai pacific park yang menyuguhkan pemandangan laut lepas ke Samudra Pasifik ini juga menjadi tempat terbaik untuk snorkeling dan diving dangkal dan dalam.
Selain indah oleh aneka terumbu karang dan beragam ikan, bawah laut Pulau Sausapor juga menyimpan sisa-sisa pesawat, tank, dan kapal PD II yang dahulu sengaja ditenggelamkan di bentangan laut pulau ini.
PENYU BELIMBING DI PANTAI ABUN
Di pesisir pantai Abun ini terdapat dua pantai peneluran utama penyu belimbing, yaitu Jamursba Medi (Jeen Yessa) dan Warmon (Jeen Syuab). Kedua pantai itu tercatat sebagai tempat peneluran penyu belimbing terbesar dan terpanjang di Asia Tenggara. Habitat peneluran penyu ini terbentang sepanjang pesisir pantai mulai dari Kampung Werur di Distrik Sausapor hingga ke Kampung Waiben di Distrik Abun.
Di dunia ini terdapat 7 jenis penyu dan 6 di antaranya terdapat di Indonesia, dan 4 jenis terdapat di pesisir Jeen Womom, Tambrauw. Jenis penyu di Jeen Womom adalah penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas). Penyu belimbing adalah penyu yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600—900 kilogram. Sedangkan, yang terkecil adalah penyu lekang dengan bobot lebih kurang 50 kilogram.
Setiap tahun terdapat sekitar seribu penyu belimbing yang mengunjungi Pantai Abun untuk bertelur. Penyu ini diindikasikan memiliki pola migrasi dengan wilayah jelajah ke arah utara dan selatan untuk mencapai daerah pakan. Mereka bermigrasi hingga ke bagian barat daya Kepulauan Kei Kecil (Laut Banda), Laut Sulu, Laut Cina Selatan, Australia Tenggara, dan Pantai Barat Amerika Serikat (Monterey, California). Penyu belimbing ini berperan penting dalam keseimbangan ekosistem di pantai selatan Amerika. Setiap tahun, penyu belimbing menempuh perjalanan selama 6 bulan dari Los Angeles menuju Pantai Jeen Womom di Tambrauw untuk bertelur.
Peninggalan Tank Perang Dunia Kedua
Hutan Tambrauw juga menjadi saksi bisu pertempuran antara sekutu Amerika Serikat dan Jepang pada Perang Dunia II (1939 — 1945). Tentara Sekutu yang dipimpin Jenderal Douglas McArthur menjadikan Sausapor sebagai pangkalan militer. Mereka mendaratkan pesawat dan ratusan tank berjenis artileri dan amfibi di Pulau Sausapor. Sebagian tank-tank amfibi itu masih berada di hutan sekitar Kampung Werbes. Ditemukan ada tujuh tank di area hutan ini. Bahkan di area hutan ini juga masih banyak ditemukan granat yang masih aktif dan harta karun peninggalan perang dunia kedua.
Saat pemerintah Kabupaten Tambrauw membangun ulang landasan bandara peninggalan Perang Dunia II di Kampung Weru ditemukan 121 granat yang masih aktif. Peninggalan perang dunia II itu sesungguhnya masih banyak tersebar di kawasan hutan dan laut Sausapor yang belum ditemukan. Peninggalan Perang Dunia itu sesungguhnya masih banyak tersebar di kawasan hutan dan laut Sausapor yang belum ditemukan. Saat ini sebuah museum PD II sedang dibangun di Pulau Sausapor sebagai pengembangan wisata sejarah (airfield heritage). Jadi, Anda bisa melihat peninggalan sisa-sisa perang dunia di pulau ini yang dahulu kala memiliki peran penting sebagai pangkalan pesawat tempur jenis dog-fighter Amerika Serikat.
Pengamatan burung dataran rendah (0—1.000 mdpl) di hutan Nonggou Sausapor
Hutan Tambrauw menyimpan beragam keaneragaman hayati flora dan fauna. Salah satunya adalah menjadi habitat bermain dan lintasan 761 jenis burung. Lebih kurang 60 jenis endemik Papua Barat, 243 burung lokal, 32 burung migrasi, dan 33 jenis burung pengembara. Dari ratusan burung itu, cendrawasih menjadi salah satu burung primadona. Burung cendrawasih ini memiliki 43 jenis yang tersebar dari Australia bagian timur hingga Papua, termasuk juga Maluku bagian utara.
Di Papua, ditemukan 38 jenis cendrawasih di mana sebagian besar dijumpai di dataran tinggi dan beberapa pulau. Sebab, burung ini hanya hidup di lembah dan gunung yang bersuhu dingin dan kontur bumi berelevasi tinggi dengan ekosistem yang unik. Hewan ini bisa terbang tinggi, tetapi sangat jarang terbang keluar dari teritori mereka. Hanya melompat dari pohon ke pohon. Zona elevasi burung cendrawasih yang paling lengkap ada di hutan Tambrauw. Salah satunya berada di hutan Nonggou Sausapor.
Di hutan ini ada beberapa jenis burung cendrawasih yang bisa dijumpai. Antara lain, cendrawasih berbulu hitam beludru; cendrawasih berbulu hitam kuning; cendrawasih berbulu coklat, hijau, dan kuning yang berekor panjang; cendrawasih kerah yang memiliki mahkota warna hitam; cendrawasih berbulu merah, putih dan kuning; dan cendrawasih berbulu hitam, kuning, dan putih. Juga, ada cendrawasih botak yang memiliki kombinasi empat warna, yakni hitam, merah, kuning, dan biru pada bagian kepala, cendrawasih 12 antena, dan lainnya. Semua jenis cendrawasih ini memiliki ciri warna yang berbeda. Selain warna bulu yang indah, burung cendrawasih yang berkelamin lelaki juga punya atraksi tarian untuk memikat burung betina. Perpaduan warna dan atraksi nan indah itulah menjadikan burung cendrawasih ini dikenal dunia sebagai bird of paradise
Di mana Anda bisa tinggal?
Saat ini ada beberapa losmen, hotel dan resort yang tersedia untuk wisatawan. Dari harga 200 ribu hingga 1,5 juta rupiah.
BAGAIMANA ANDA MENUJU LOKASI INI?
Ada dua pilihan tempat mendarat yang Anda bisa lakukan. Bandar udara Rendani yang ada di Manokwari atau mendarat di bandar udara Domine Eduard Osok di Sorong, Papua barat. Jika Anda mendarat di bandar udara Rendani di Manokwari, Anda bisa lanjut menggunakan jalur udara dan darat. Dari Rendani Anda bisa menggunakan pesawat cessna atau menggunakan jalur darat dari Manokwari – Tambrauw.
Jika Anda mendarat di Sorong, Anda bisa melalui jalur darat atau jalur laut. Membutuhkan waktu sekitar 4 jam jika menempuh jalur darat. Mobil transportasi warga disini menggunakan mobil sekelas Toyota Hilux, Ford Ranger maupun jenis Kendaraan of road lainnya. Mobil yang terbilang mewah untuk kelas transportasi umum atau taksi (sebutan angkutan umum di Papua). Nah, Anda siap? Sausapor pasti sangat bahagia menunggu kedatangan Anda.