Word: Ayu Arman
Hikayat Asam Kembar di Gerbang Spermonde
“Selamat datang di Gerbang Kepulauan Spermonde”
Aroma laut langsung menyambut kedatangan kami saat tiba di gigir Dermaga Machini Baji, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan—selanjutnya ditulis Pangkajene Kepulauan atau Pangkep. Kota yang jauhnya hanya satu jam perjalanan dari Bandara Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan ini, menawarkan tiga keindahan panorama alam sekaligus. Yakni, keindahan pegunungan, daratan, dan kepulauan.
Pada laut, Pangkep menyimpan pesona air yang tak terperi. Secara geografis, hampir 93 persen dari total luas wilayah daratannya yang hanya 898,29 km2 adalah laut. Luas laut Pangkep lebih kurang 11,464,44 km2. Dengan kontur geografis seperti itu, bisa dipastikan Pangkep adalah negeri air yang diisi gugusan pulau-pulau kecil. Sebagian pulaunya berpenghuni dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi, sebagian lain merupakan pulau kosong dengan keberagaman terumbu karang yang menerbitkan takjub.
Di Pangkep terdapat 115 pulau. Pulau-pulau tersebut, baik berpenghuni (80) maupun pulau kosong (35), tersebar di tiga gugusan kepulauan. Yakni, Gugusan Kepulauan Kalukuang Group (Liukang Kalmas) sebanyak 14 pulau, Gugusan Kepulauan Paternoster (Liukang Tangaya) 58 pulau, dan Gugusan Kepulauan Spermonde (Liukang Tupabbiring/Tupabbiring utara) 43 pulau.
Di penghujung akhir Maret 2018, kami melakukan penjelajahan di kawasan Kepulauan Spermonde. Pulau-pulau karang ini terletak di Selat Makassar. Tepatnya, di pesisir barat daya Pulau Sulawesi, yang tersebar dari Kabupaten Takalar berbatasan dengan Laut Jawa hingga kabupaten Pangkep sebelah utara. Sebagian orang menyebut Kepulauan Spermonde ini dengan sebutan Kepulauan Sangkarang.
Dikatakan Spermonde karena pulau-pulau kecilnya umumnya berpasir putih dan memiliki keanekaragaman terumbu karang (coral reefs) yang indah. Dari atas perairan laut, sebaran pulau-pulau Spermonde ini terlihat mengapung seperti serpihan sel yang menyebar. Kurang lebih terdapat 130 pulau berpenghuni dan tak berpenghuni.
Pulau-pulau yang terdapat di Gugusan Kepulauan Spermonde ini telah memiliki nama masing-masing. Ketika Kerajaan Tallo dan Gowa masih terpisah, penamaan pulau juga berbeda. Pulau yang berada dalam kekuasaan Tallo diberi nama berawalan ”sa”, seperti Sabutung, Salemo, Saugi, dan sebagainya. Sementara itu, pulau-pulau yang berada dalam teritorial Kerajaan Gowa adalah Ballang Lompo, Ballang Baddi, Barrang Lompo, Barrang Caddi, Kodingareng, dan sebagainya.
N. C. Baudekker yang menjadi kepala pemerintahan daerah Makassar pada 1946-1948 menulis bahwa sebelum abad 18 tidak ada penduduk yang menetap permanen di pulau. Pulau-pulau itu hanya menjadi tempat rekreasi kaum bangsawan dan kerabat kerajaan, persinggahan kapal yang sedang berlayar, serta tempat sementara etnis Bajo untuk mengambil air tawar.
Dalam catatan sejarah, pemberian nama Spermonde pada gugusan kepulauan di pesisir barat Makassar ini pertama kali disematkan bangsa Portugis. “Spermon” berasal dari bahasa Yunani, yang merujuk pada nama seorang dewi, “Spermo”, cucu Apollo dalam mitologi Yunani. ”Spermo” adalah dewi yang mampu mengubah apa saja yang disentuhnya menjadi biji atau benih (grain). Bangsa Belanda mencapai daerah ini pada abad ke-17 dan melanjutkan penggunaan nama tersebut dalam peta mereka hingga kini.
Pada abad 18, barulah pulau-pulau ini mulai berpenghuni. Awalnya, para pedagang dari pelosok Nusantara seperti Arab dan India yang berdatangan dan singgah di Makassar yang saat itu memang terkenal sebagai kota perdagangan. Karena unsur ekonomi itulah, sejumlah pulau digunakan menjadi tempat pertemuan hingga kemudian beberapa dari mereka menetap. Dari situlah muasal bagaimana pulau-pulau di Spermonde menjadi tempat hunian permanen oleh etnis-etnis di Sulawesi, seperti Bugis, Makassar, Mandar, dan lainnya.
Dan kali ini saya ingin mengajak Anda untuk mengeksplor kepulauan Spermonde dari pulau Camba-camba, gerbang pintu masuk kepulauan Spermonde.
Lima belas menit dari Macini Bajji, pelabuhan yang menghubungkan dengan pulau-pulau di wilayah Kabupaten Pangkep, terlihat pulau yang membentuk serupa busur panah Arjuna dalam legenda pewayangan Nusantara. Perairan lautnya terlihat bening dengan gigir pantai berpasir putih. Inilah tujuan kami. Pulau Camba-Cambang. Pintu gerbang wisata Kepulauan Spermonde.
Bagaimana ? Penasaran dengan Pulau Camba-Cambangan. Mari kita lanjut di Part II